Cari Blog Ini

Sabtu, 14 November 2009

Mewujudkan Jurnalisme Damai

. Sabtu, 14 November 2009
0 komentar


Mewujudkan Jurnalisme Damai


Ia sosok yang sudah tidak asing lagi bagi publik Surabaya. Tulisannya menghiasi berbagai surat kabar baik lokal maupun nasional dengan ide-ide jurnalisme damai. Selain sebagai insan akademika, jurnalis, penulis beliau juga seorang seniman. Siapa dia? ya beliau adalah Sirikit Syah, orang Surabaya asli
Dunia tulis menulis sudah tidak asing bagi dirinya, ketika masih di SD Kusuma Bangsa I ia sudah membuat semacam majalah yang didalamnya memuat cerpen, puisi, humor, komik, dan gambar. Hobi menulis ini tetap dilakukan ketika di SMP 12 Surabaya dan SMA 5 Surabaya. Bahkan ketika SMA ini memenangkan lomba penulisan cerpen tingkat SMA se Surabaya. Dan masa SMA ini pula beliau memiliki buku untuk pertama kalinya, The Diary of Anna Frank.

Sirikit melanjutkan kuliahnya di IKIP Surabaya ( sekarang Universitas Negeri Surabaya ) hingga tahun 1984. dikampus ini ia aktif di ukm teater, ukm tari dan HMI untuk mengaktulisasikan potensi dirinya. Pasca kampus Sirikit langsung bergabung sebagai wartawan dalam Surabaya Post hingga tahun 1990. selanjutnya, beliau memimpin Divisi Pemberitaan SCTV dan RCTI yang berpusat di Surabaya ( pada awalnya dua stasiun bergabung) hingga tahun 1996. setelah itu, Sirikit terjun kembali ke media cetak bergabung dalam The Jakarta Post hingga tahun 2000.
”Ketika tahun 1998, media di Indonesia seperti rantai di lepas. Berita yang muncul ngawur bernuansa sadisme, provokasi dan pornoaksi. Siapa yang harus mengawasi,“ ujar lulusan S2 Westminster University, London ini menjelaskan latar belakang munculnya LKM Media Watch. “Yang mengawasi harus masyarkat, kita sendiri sebagai konsumenya,“ imbuh Wakil Ketua STIKOSA AWS ini. Sirikit Syah memang tidak bisa dilepaskan dari Lembaga Konsumen Media (LKM) Media Wacth yang didirikan tahun 1999 bersama 5 koleganya. Lembaga ini bergerak di bidang pengawasan media, peningkatan mutu jurnalistik, dan pemberdayaan konsumen media
Ditengah kesibukan beliau sebagai pengajar, penulis, dan pemateri dalam banyak seminar maupun pelatihan. Beliau tidak lupa sebagai sosok seorang ibu yang perhatian terhadap dua anaknya. “Walaupun kita semua punya agenda sendiri-sendiri, setiap pagi selalu kita sempatkan ngobrol bersama dimeja makan,“ ujar suami dari Choirul Anam ini. Beliau juga sering mengagendakan kumpul keluarga dengan weekend bareng ditempat-tempat pariwisata yang telah disepakati bersama.
Beberapa karya tulisan sudah dihasilkan diantaranya Media massa di bawah kapitalisme (kumpulan esai), Harga Perempuan (kumpulan cerpen), Memotret dengan kata-kata (kumpulan puisi), Keadilan untuk semua (kumpulan tulisan tentang HAM). Serta beragam tulisan beliau yang tersebar di seluruh media baik cetak maupun elektronik. Semua tulisan beliau mengarah pada jurnalisme damai. Jurnalisme damai secara sederhana adalah bagaimana pers tidak hanya memotret fakta akan tetapi juga mengemukakan akar persoalan dan upaya solusi. “Saya ingin media itu mendidik dan arif dalam menyikapi peristiwa.“ pungkas ketua DKS 2002 dan ketua KPID Surabaya ini mengakhiri wawancara. Selamat berjuang, semoga tetap konsisten.(setia1heri)

Baca Selengkapnya »»

Selasa, 10 November 2009

Sisi lain FB : Semoga Membuka Mata Hati Kita

. Selasa, 10 November 2009
0 komentar


Tulisan ini saya dapat dari sebuah grup FB and sebuah milis.
Semoga kita bisa merenungi isi tulisan ini..

Selamat Membaca
Salam ukhuwah
-----------------------------------------------------------------------------------
Sisi lain FB : Semoga Membuka Mata Hati Kita

Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari. Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa .
Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasi yang ditunggu-tunggu ...'siapa calon bapak si jabang bayi?'
Ada khabar yang lebih menghebohkan, lagi-lagi seorang celebrities yang belum resmi berpisah dengan suaminya, tanpa rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain, dan dengan mudahnya mengolok-olok suaminya.
 Wuiih......mungkin kita bisa berkata ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi.Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.


Wuiiih...... ternyata sekarang bukan hanya artis yang bisa seperti itu,
sadar atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktivitasnya apapun
diketahui orang, dikomentarin orang bahkan mohon maaf ....'dilecehkan' orang, dan herannya perasaan yang didapat adalah kesenangan.
 Fenomena itu bernama facebook, setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentarin lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya menjadi konsumsi internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya. 
Lihat saja beberapa status facebook :
Seorang wanita menuliskan "Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya.....?"--- ---kemudian puluhan komen bermunculan dari lelaki dan
perempuan, bahkan seorang lelaki temannya menuliskan "mau ditemanin? Dijamin puas deh..."

Seorang wanita lainnya menuliskan " Bangun tidur, badan sakit semua, biasa....habis malam jumat ya begini...:" kemudian komen2 nakal bermunculan. ..

Ada yang menulis " bete nih di rumah terus, mana misua jauh lagi....", ----kemudian komen2 pelecehan bermunculan

Ada pula yang komen di wall temannya " eeeh ini si anu ya ...., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu...." ----lupa klu si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis

Yang laki-laki tidak kalah hebat menulis statusnya "habis minum jamu nih...., ada
yang mau menerima tantangan ?'----langsung berpuluh2 komen dating Ada yang hanya menuliskan, "lagi bokek, kagak punya duit..." Ada juga yang nulis " mau tidur nih, panas banget...bakal tidur pake dalaman lagi nih" Dan ribuan status-status yang numpang beken dan pengin ada komen-komen dari lainnya Dan itu sadar atau tidak sadar dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga kita, bahkan pikiran kita.

Ada yang lebih kejam dari sekedar status facebook, dan herannya seakan hilang rasa empati dan sensitifitas dari tiap diri terhadap hal-hal yang semestinya di tutup dan tidak perlu di tampilkan. Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru sj di upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek.....padahal sebagian besar yg didalam foto tersebut sudah berjilbab

Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang sekarang sudah berubah
dari kehidupan jahiliyah menjadi kehidupan islami, foto saat dulu jahiliyah
bersama teman2 prianya bergandengan dengan ceria....
Ada pula seorang pria meng upload foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang.

Rasanya hilang apa yang diajarkan seseorang yang sangat dicintai Allah...., yaitu
Muhammad SAW, Rasulullah kepada umatnya. Seseorang yang sangat menjaga
kemuliaan dirinya dan keluarganya. Ingatkah ketika Rasulullah bertanya pada Aisyah r.ha
" Wahai Aisyah apa yang dapat saya makan pagi ini?" maka Istri tercinta, sang humairah, sang pipi merah Aisyah menjawab " Rasul, kekasih hatiku, sesungguhnya tidak ada yang dapat kita makan pagi ini". Rasul dengan senyum teduhnya berkata "baiklah Aisyah, aku berpuasa hari ini". Tidak perlu orang tahu bahwatidak ada makanan di rumah rasulullah.. ..

Ingatlah Abdurahman bin Auf r.a mengikuti Rasulullah berhijrah dari mekah ke madinah, ketika saudaranya menawarkannya sebagian hartanya, dan sebagian rumahnya, maka abdurahman bin auf mengatakan, tunjukan saja saya pasar. Kekurangannya tidak membuat beliau kehilangan kemuliaan hidupnya. Bahwasanya kehormatan menjadi salah satu indikator keimanan seseorang, sebagaimana Rasulullah, bersabda, "Maluitu sebahagian dari iman". (Bukhari dan Muslim).

Dan fenomena di atas menjadi Tanda Besar buat kita umat Islam, hegemoni `kesenangan semu' dan dibungkus dengan `persahabatan fatamorgana' ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam facebook yang melindas semua tata krama tentang Malu, tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga.

Dan Rasulullah SAW menegaskan dengan sindiran keras kepada kita "Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kamu mau." (Bukhari). Arogansi kesenangan semakin menjadi-jadi dengan tanpa merasa bersalah mengungkit kembali aib-aib masa lalu melalui foto-foto yang tidak bermartabat yang
semestinya dibuang saja atau disimpan rapat.
Bagi mereka para wanita yang menemukan jati dirinya, dibukakan cahayanya oleh Allah sehingga saat di masa lalu jauh dari Allah kemudian ter inqilabiyah – tershibghah, tercelup dan terwarnai cahaya ilahiyah, hatinya teriris melihat masa lalunya dibuka dengan penuh senyuman, oleh orang yang mengaku sebagai teman, sebagai sahabat.

Maka jagalah kehormatan diri, jangan tampakkan lagi aib-aib masa lalu,
mudah-mudahan Allah menjaga aib-aib kita.

Maka jagalah kehormatan diri kita, simpan rapat keluh kesah kita, simpan rapat
aib-aib diri, jangan bebaskan `kesenangan' , `gurauan' membuat Iffah kita luntur tak berbekas.

Waallahu'alam bisshawab.. Hanya Allah Yang Maha Tahu atas segala sesuatu..
sumber : FTJAI

Baca Selengkapnya »»

Senin, 02 November 2009

CICAK vs BUAYA, kemana Kancil ?

. Senin, 02 November 2009
0 komentar

CICAK vs BUAYA, kemana Kancil ?


Sebelumnya masyarakat mungkin bertanya, bagaimana konflik ini bermula. Sebuah konflik yang seharusnya tidak harus terjadi ketika masing – masing lembaga memahami peran dan fungsinya masing – masing. Semangat pemberantasan korupsi seharusnya merupakan core utama yang harus diusung kedua belah pihak bukannya saling bertikai

Peperangan CICAK dan BUAYA ini bermula dari gengsi, iri dan sakit hati yang di alamatkan kepada KPK, dimana KPK mempunyai prestasi besar dalam memberantas dan memenjarakan tersangka kasus korupsi terutama kelas KAKAP ( misalnya kayak besannya SBY ). Disisi lain, lembaga lain seperti Polisi dan Kejaksaan mengalami ompong dan tidak punya nyali menangani semua ini. Dan masyarakat memahami impotensi yang terjadi ini.



Persaingan antar lembaga ini menemukan momentumnya ketika menangani Bank Century, pihak kepolisian (BUAYA) menengarai bahwa KPK ( CICAK) telah menyalahi kewenangan yang dimiliki ( padahal pasal yang dipakai hanya cari-cari alasan), apalagi ketika penelurusan lebih lanjut terdapat salah satu petinggi POLRI yang tersangkut masalah ini. Bisa dibayangkan bagaimana berangnya si BUAYA ini ???

Keberangannya memuncak ketika kemarin BIBIT dan CHANDRA selaku CICAK ditahan saat wajib lapor yang dijalaninya. Alasan yang dijadikan penahanan adalah sering menggelar konferensi pers yang dianggap mempengaruhi opini publik. Sebuah alasan yang sangat bertentangan dengan kebebasan berpendapat sebagaimana dijamin dalam UUD 1945. sebuah Gaya – gaya orde baru yang kayaknya mau terulang kembali

Tak pelak arogansi BUAYA ini memunculkan rasa simpati dan empati dari seluruh pelosok negeri. Sebuah upaya kriminilasi KPK yang semakin hari semakin menjadi – jadi yang akan dilawan dengan nurani oleh rakyat ini. Beragam dukungan dan jaminan penahanan muncul dari berbagai kalangan, mulai dari negarawan semisal Gus Dur, HNW, AT, dll. Selain itu, kalangan lawyer, profesional, seniman, mahasiswa dan rakyat biasa.

Di dunia maya juga tidak kalah seru, di facebook muncul galang dukungan 1.000.000 faceboker untuk pembebasan BIBIT-CHANDRA, selain itu juga muncul blog dan beragam dukungan situs-situs personal. Salah satunya juga, Kang Ri yang secara tegas menegaskan diri di pihak CICAK...hehehehe.

Si Kancil dimana ya ? mungkin kita berharap kemunculan membawa rasa keadilan walaupun dengan gaya slenge’an nya sebagaimana dalam cerita –cerita itu. Namun, beberapa waktu lalu si Kancil muncul dengan gagah dan seolah-olah bertindak tegas untuk mengakhiri konflik ini. Ternyata kesan yang muncul adalah sebuah sikap yang normatif dan cenderung berlepas tangan.

Kita berharap kemunculan kancil akan memberikan campur tangan dengan sikap tegasnya, bukan intervensi yang memihak ke salah satu apalagi kepada BUAYA yang jelas-jelas arogan dan tamak. Kita lihat akhir dari skenario tingkat tinggi untuk melemahkan KPK ini, apakah komitmen pemberantasan korupsi hanya retorika tanpa tindakan setelah KPK bener-bener impotensi ????

Baca Selengkapnya »»
 

Aku...

Foto saya
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan, Dituduh subversif dan mengganggu keamanan, Maka hanya ada satu kata : lawan ! (wiji thukul)

About Me

FRIENDSTER-koe :
MULTIPLY-koe :
Kang-Ri is proudly powered by Blogger.com | @CopyRight 2008